-->
Wiwa Coret

follow us

Artikel Terbaru

Sahur Pertama di Tanah Kenari


Pagi yang sunyi membangunkan saya dari tidurku. Suara merdu lantunan ombak yang menerpa bebatuan dibibir pantai. Menemani saya dalam saur pertama saya di bulan yang suci ini. Begitu istimewa meski hanya sendirian. Meski jauh dari orang tua (orang tua kandung).

Ya... Emang benar saya saur sendirian. Karna saya tinggal dengan orang non muslim. Sehingga saya saur sendirian.

"Pak guru, besok pagi sudah puasa ko? Kata Mama Metan
"Iya ma, besok pagi sebelum subuh. Jawab saya
"Oya kalau begitu na, besok pagi saya siapkan diatas meja, biar pak guru tinggal mau jam berapa makannya", sahut mama.
"Ok ma, wah berarti besok saya makan sendirian ni? Jawab saya
"Iya", jawab mama singkat

Tepat jam 03.37 saya sudah siap saur dengan menuju ke meja makan yang tentu sudah disiapkan makanan saur saya oleh mama metan. Ada nasi putih, ikan laut goreng dan kuah serta sayur juga air minum.

Saat mengambil makan saya jadi teringat kedua orang tua saya serta adik-adik saya. Yang biasanya mereka menemani saya saur, namun kali ini saya jauh dari mereka dan harus saur sendirian. Sekitar jam 04.00 saya sudah selesai saur.

Selanjutnya tinggal menunggu adzan berkumandang. O iya desa saya ada kampung muslim, namun saya tinggal dengan non muslim.

Suara adzan terdengar dan saya keluar dari kamar. Diruang tamu disapa oleh tante rahel.

"Pak guru sudah makan? Kata Tante Rahel

"Sudah tan, tadi pagi-pagi", jawab saya

"Ehh kasiang pak guru makan pagi gelap-gelap e, dan juga makan nasi dingin", kata Tante

"Iya tante tidak apa-apa, saya pamit ke masjid dulu"

Itu sepintas percakapan saya dipagi hari bersama Tante Rahel.

Terimakasih mama metan dan keluarga besar bapak Mika yang telah malam-malam menyiapkan makan saur buat saya. Kalian keluarga kekedua saya. Terimakasih banyak bapak Mika Perang

*pastu ku ceritakan apa yang ku rasakan


wiwacoret.blogspot.com wiwapelj.blogspot.com

You Might Also Like: